Opini : Masa Depan Generasi Muda

Opini - Yudi Spot
Indonesia, apabila kita mendengar kata ini pasti kita berfikir tentang keindahannya, keramahannya, pesonanya, juga budayanya. Hal itu wajar karena Indonesia sangat populer di kancah Interasional terutama pesona alam Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memiliki segudang kekayaan alam yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Banyak kekayaan alam yang terhampar dimuka bumi Indonesia mulai dari pertanian, perikanan, pertambangan, perkebunan, kayu, dan lain-lain. Tetapi Akankah itu bertahan?

            Akankah Indonesia nanti akan tetap menjadi Indonesia yang sekarang? Siapa yang dapat memastikannya? Jawabannya adalah kita semua terutama para pejalar yang merupakan generasi muda bangsa. Generasi muda adalang ujung tombak dari suatu negara/bangsa/daerah. Karena mereka adalah orang-orang yang akan melanjutkan segala cita-cita yang tidak sempat diwujudkan oleh orang tua atau bahkan pemimpin mereka.
Generasi Muda - Yudi Spot

            Tetapi sudah tepatkan sasarannya? Bisakah mereka melakukannya? Melihat segala tragedi dan peristiwa yang menimpa generasi kita. Tawuran, Bolos Sekolah, Gang Motor, dan yang paling parah Degradasi Moral. Itu semua terjadi silih berganti tanpa henti menimpa kita. Lalu siapa yang salah? Pelaku atau Orang tua? Hal ini menimbulkan banyak pro dan kontra.
            Banyak kejadian-kejadian yang dilakukan oleh generasi muda kita terutama pelajar yang telah melanggar hukum, bahkan ada yang berani membajak toko berlian. Tentu hal ini sangat meresahkan baik itu, orang tua, guru, masyarakat, maupun pemerintah setempat.
Anak Berkelahi - Yudi Spot

            Indonesia yang awalnya dikenal sebagai negara dengan warganya yang ramah, tetapi sekarang semua itu seakan-akan memudar dengan pengaruh teknologi. Indonesia yang semula dikenal karena sopan santun dan budayanya semua juga memudar karena pengaruh budaya asing. Indonesi yang dulunya dikagumi keindahan alamnya, semua perlahan lenyap karena perlakuan oknum-oknum yang sangat serakah dan tidak bertanggung jawab. Akankah hal ini berlanjut? Apa semua akan akan hilang seiring berjalannya waktu? Tidak, semua itu tidak akan terjadi selama kita bisa sadar, bisa berbenah, bisa kembali kejalan yang benar. Oleh karena itu pemerintah sudah melakukan segala upaya untuk menanggulangi hal ini.
            Seperti contohnya Gerakan Revolusi Mental. Gagasan Revolusi Mental pertama kali dikumandangkan oleh Presiden Soekarno pada 17 Agustus 1956. Beliau berkata “Revolusi mental adalah suatu gerakan untk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat, elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala”. Revolusi dijaman kemerdekaan adalah sebuah perjuangan fisik, perang melawan penjajah dan sekutunya, unutk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kini, 72 tahun setelah Indonesia merdeka, sesungguhnya perjuangan itu belum, dan tidak akan berakhir tetapi sebenarnya baru dimulai. Kita tetap melakukan revolusi tetapi tidak dengan mengangkat senjata, melainkan dengan membangun jiwa bangsa.
Revolusi Mental Yudi Spot

            Mengapa membangun jiwa bangsa yang merdeka itu penting? Bukankah membangun jalan, pelabuhan, bandara, dan energi juga penting. Namun seperti kata Bung Karno, membangun suatu negara, tak hanya sekedar pembangunan fisik yang sifatnya material, namun sesungguhnya membangun jiwa bangsa dengan kata lain, modal utama membangun suatu negara, adalah membangun jiwa bangsa terutama kaum muda.
            Inilah ide dasar yang dari digaungkan kembali gerakan revolusi mental oleh Presiden Joko Widodo. Jiwa bangsa yang terpenting adalah jiwa merdeka, jiwa kebebasan untuk meraik kemajuan. Jiwa merdekan itu disebut “Positivisme” oleh Presiden Jokowi.
            Lalu kenapa generasi muda perlukan gerakan revolusi mental? Itu karena generasi muda kita mengalami penurunan secara ideologi, politis, ekonomi, juga sosial budaya.
            Secara ideologis dibutuhkan revolusi mental karena generasi muda  mulai teracuni nilai-nilai ideologi asing seperti liberalisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, dan alairan keagamaan yang fanatis, militan, dan radikal.
            Secara politis dibutuhkan karena generasi muda mulai terusik oleh kepentingan politik praktis dari elite politik tertentu.
            Secara ekonomi revolusi mental diperlukan karena kurang memiliki daya saing, etos kerja, ada sikap malas, kurang memiliki jiwa kewirausahaan.
            Kemudian yang terakhir, dari segi sosial budaya sangatlah penting, lantaran anak muda bangsa sekarang mulai berorientasi pada nilai-nilai invidualisme, konsumerisme, dan meterialisme.
            Revolusi mental adalah mengubah mental negatif yang sudah membudaya ke arah positif. Skemanya tetap menganut paham Pancasila sebagai dasar negara. Revolusi mental harus dimulai dengan pembangunan karakter diri melalui keluarga dan pendidikan.

            Jika keluarga berhasil membangun karakter anak dengan baik dan berkualitas, maka kedepannya Indonesia akan melahirkan generasi bermental kuat dan mampu memajukan bangsa. Oleh karena itu, ayo kita semua selamatkan generasi muda bangsa kita sekaligus mewujudkan Gerakan Nasional Revolusi Mental, mulai dari diri sendiri lalu getok tularkan ke orang-orang disekitarmu. Dengan begitu, kita bisa mengunci masa depan kita yang cerah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.